RAPAT merupakan agenda penting di setiap organisasi. Dalam rapat, keputusan-keputusan penting ditetapkan, permasalahan diungkapkan, dan ide-ide baru dicetuskan.
Rapat yang baik akan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi para peserta rapat, juga organisasi di mana rapat dijalankan.
Sayangnya, terkadang rapat bisa juga berjalan tidak seperti yang diharapkan. Beragam karakter peserta rapat punya andil dalam penentuan hasil rapat.
Mungkin ada peserta rapat yang aktif menyumbang ide-ide segar, ada pula yang sibuk mencatat, ada yang hanya mengangguk-angguk, atau bahkan ada yang terkantuk-kantuk.
Termasuk yang manakah Anda?
1. Si Moderator
Para moderator bisa dibilang pemimpin rapat. Moderator rapat bertanggung jawab mengatur jalannya rapat dan menengahi setiap perdebatan. Tipe peserta rapat berjiwa moderator biasanya hadir paling awal dan paling tidak suka terlambat. Dalam diskusi, mereka sangat vokal memberi saran dan pendapat, berusaha menengahi perdebatan yang terjadi, dan mengambil kesimpulan.
2. Pencandu rapat
Peserta rapat jenis ini biasanya sangat berapi-api dalam menyumbangkan ide, namun lembek dalam realisasi. Mereka sangat gemar presentasi di rapat, meyakinkan semua peserta rapat akan ide-idenya, dan sangat suka mengundang orang untuk rapat untuk membahas hal penting sampai yang tidak penting.
3. Si pembantah
Saat pimpinan rapat memberi kebebasan kepada semua peserta untuk menyumbang ide dan masukan, si pembantah tidak akan angkat suara untuk menyumbang ide. Ia baru akan bicara untuk mematahkan ide orang lain. Bagi si pembantah, tak ada yang lebih benar daripada pendapatnya sendiri.
4. Maniak gadget
Para maniak gadget hadir di ruang rapat dengan perangkat-perangkat teknologi terbarunya: proyektor, notebook, iPad, dan ponsel pintar keluaran terbaru. Bagi mereka, rapat tidaklah menarik tanpa penggunaan gadget canggih. Untuk presentasi biasa saja, mereka sudah siap dengan Power Point, hasil rapat yang dicatat di iPad, dan agenda rapat yang tersimpan rapi di ponsel.
5. Mr/Miss Ring-ring
Dalam satu kali rapat berdurasi satu jam, si Mr/Miss Ring-ring bisa lebih dari lima kali mengangkat ponsel. Itu pun tak termasuk puluhan notifikasi yang membuat ponselnya berbunyi dan bergetar selama rapat. Jika tak pandai mengatur mana panggilan telepon yang harus diangkat dan mana yang bisa ditangguhkan, keberadaan Mr/Miss Ring-ring akan sangat mengganggu jalannya rapat. Selain suara telepon yang mengganggu, mereka tak bisa fokus pada rapat itu sendiri.
6. Si pelawak
Perbedaan pendapat terkadang membuat suasana rapat tegang. Jika ketegangan dibiarkan terus, bukan tak mungkin perselisihan terjadi. Di sini, para “pelawak” di rapat berperan untuk mencairkan suasana. Sedikit humor dan candaan ringan yang mengundang tawa baik untuk meredakan ketegangan rapat. Yang perlu dihindari, lawakan yang mendominasi rapat, karena akan mengulur waktu dan membuyarkan konsentrasi.
7. Si apatis
Mereka tak membantah pendapat, tak memberi ide, dan tak mengacaukan rapat, namun tak memberi kontribusi yang baik untuk rapat. Para peserta rapat yang apatis cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam rapat. Keberadaan mereka pun sering tak disadari di dalam rapat. Mereka yang apatis biasanya tidak memahami benar apa hasil rapat dan berpotensi membuat kesalahan dalam menjalankan hasil rapat.
Rapat yang baik akan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi para peserta rapat, juga organisasi di mana rapat dijalankan.
Sayangnya, terkadang rapat bisa juga berjalan tidak seperti yang diharapkan. Beragam karakter peserta rapat punya andil dalam penentuan hasil rapat.
Mungkin ada peserta rapat yang aktif menyumbang ide-ide segar, ada pula yang sibuk mencatat, ada yang hanya mengangguk-angguk, atau bahkan ada yang terkantuk-kantuk.
Termasuk yang manakah Anda?
1. Si Moderator
Para moderator bisa dibilang pemimpin rapat. Moderator rapat bertanggung jawab mengatur jalannya rapat dan menengahi setiap perdebatan. Tipe peserta rapat berjiwa moderator biasanya hadir paling awal dan paling tidak suka terlambat. Dalam diskusi, mereka sangat vokal memberi saran dan pendapat, berusaha menengahi perdebatan yang terjadi, dan mengambil kesimpulan.
2. Pencandu rapat
Peserta rapat jenis ini biasanya sangat berapi-api dalam menyumbangkan ide, namun lembek dalam realisasi. Mereka sangat gemar presentasi di rapat, meyakinkan semua peserta rapat akan ide-idenya, dan sangat suka mengundang orang untuk rapat untuk membahas hal penting sampai yang tidak penting.
3. Si pembantah
Saat pimpinan rapat memberi kebebasan kepada semua peserta untuk menyumbang ide dan masukan, si pembantah tidak akan angkat suara untuk menyumbang ide. Ia baru akan bicara untuk mematahkan ide orang lain. Bagi si pembantah, tak ada yang lebih benar daripada pendapatnya sendiri.
4. Maniak gadget
Para maniak gadget hadir di ruang rapat dengan perangkat-perangkat teknologi terbarunya: proyektor, notebook, iPad, dan ponsel pintar keluaran terbaru. Bagi mereka, rapat tidaklah menarik tanpa penggunaan gadget canggih. Untuk presentasi biasa saja, mereka sudah siap dengan Power Point, hasil rapat yang dicatat di iPad, dan agenda rapat yang tersimpan rapi di ponsel.
5. Mr/Miss Ring-ring
Dalam satu kali rapat berdurasi satu jam, si Mr/Miss Ring-ring bisa lebih dari lima kali mengangkat ponsel. Itu pun tak termasuk puluhan notifikasi yang membuat ponselnya berbunyi dan bergetar selama rapat. Jika tak pandai mengatur mana panggilan telepon yang harus diangkat dan mana yang bisa ditangguhkan, keberadaan Mr/Miss Ring-ring akan sangat mengganggu jalannya rapat. Selain suara telepon yang mengganggu, mereka tak bisa fokus pada rapat itu sendiri.
6. Si pelawak
Perbedaan pendapat terkadang membuat suasana rapat tegang. Jika ketegangan dibiarkan terus, bukan tak mungkin perselisihan terjadi. Di sini, para “pelawak” di rapat berperan untuk mencairkan suasana. Sedikit humor dan candaan ringan yang mengundang tawa baik untuk meredakan ketegangan rapat. Yang perlu dihindari, lawakan yang mendominasi rapat, karena akan mengulur waktu dan membuyarkan konsentrasi.
7. Si apatis
Mereka tak membantah pendapat, tak memberi ide, dan tak mengacaukan rapat, namun tak memberi kontribusi yang baik untuk rapat. Para peserta rapat yang apatis cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam rapat. Keberadaan mereka pun sering tak disadari di dalam rapat. Mereka yang apatis biasanya tidak memahami benar apa hasil rapat dan berpotensi membuat kesalahan dalam menjalankan hasil rapat.
Komentar
Posting Komentar